Minggu, 22 November 2020

Hening

Pernahkah kalian merasakan cepatnya waktu berlalu begitu saja ketika sedang sibuk mengerjakan sesuatu?

Saat ini aku sedang merasakan fase dimana semuanya berlalu begitu saja mengikuti peraturan-peraturan dan agenda waktu secara normal. Normal bagi kehidupan, namun bukan kehidupanku. Aku merasakan betapa bosannya keseharianku yang hanya mengerjakan tugas-tugas, pekerjaan, kebutuhan makan, mandi, dan tidur. Entah disebutnya apa mungkin kata orang “Quarter life crisis” namun aku hanya bosan dengan semua ini.

Tujuan dari kehidupan mungkin adalah bahagia, terutama bagiku. Namun aku merasa belum bisa mendefinisikan bagaimana caranya untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri. Aku selalu mengandai-andaikan kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu direncanakan dengan baik dan besar. Seperti berjalan-jalan dan menikmati momen mahal atau sulit lainnya. 

Buku Sejenak Hening

Dua minggu yang lalu aku mendapatkan buku berjudul “Sejenak Hening” yang dituliskan oleh Adjie Santosoputro. Aku mendapatkan jawaban bahwa sebenarnya kebahagiaan ada dimanapun dan kapanpun. Kebahagiaan yang selama ini aku gambarkan hanyalah harapan-harapan yang terlalu tinggi dan lama untuk dirasakan. Aku tersadar sebenarnya kebahagiaan itu sendiri ada didepan mataku. Namun seringkali aku mengabaikan tiap waktu dan momen hanya untuk kesibukan-kesibukan yang sebenarnya tidak begitu berharga dibandingkan mempedulikan perasaanku sendiri.

Akhir-akhir ini sejak aku menghapuskan akun sosial mediaku dan menetap di Bandung selama satu bulan lebih walaupun sedang kuliah online, aku merasakan begitu dalamnya pemikiran dan kerisauanku terhadap semua hal yang berjalan. Aku juga mungkin lebih menikmati tiap waktu dengan diriku sendiri.
Perbedaan yang terasa adalah pada akhir-akhir ini aku mulai meninggalkan pekerjaan yang memaksaku untuk menghabiskan waktu yang selalu aku ambisiuskan. Padahal di tembok kamarku tertuliskan bahwa “Tujuan dari mengerjakan suatu pekerjaan adalah selesai, bukan sempurna”. 

Sekarang aku kembali menikmati lagu-lagu Nirvana, John Mayer dan Michael Bublé yang sudah lama sekali tidak aku dengarkan dan yang paling menarik adalah lagu-lagu lawas dari Dian Piesesha dan Ratih Purwasih. Rasanya lagu-lagu tersebut sangat dinikmati ketika sedang meninggalkan pekerjaan dan menikmati waktu lebih tenang ditengah kesibukan yang melanda.

Selain itu, aku baru tersadar betapa nikmatnya tidur tepat waktu pada jam 10an dan bangun pada jam 4 sekaligus salat. Rasanya begitu berbeda sekali dibandingkan memaksa untuk begadang dan tidur siang. Aku merasakan ketenangan yang lebih nyaman dan bahagia.

Semenjak aku menghapuskan akun sosial mediaku juga terkadang aku mengabadikan momen di galeri handphone-ku dan mungkin akan aku bagikan pada blog ini.

Pendirian yang Tak Simetris
Anak Sekre Astacala
Belakang Sekre Astacala
Caringin Tilu yang Selalu Sendu
Danau Telkom Lagi-lagi Galau

Pasukan Barisan Alam

Sabtu, 31 Oktober 2020

Mari Berkenalan dengan Diri Sendiri

Mari Berkenalan dengan Diri Sendiri

 

Mengenal diri sendiri, suatu topik yang sangat dirisaukan kalangan muda-mudi termasuk saya sendiri. Hal dasar yang selalu menjadi permasalahan besar maupun kecil dalam kehidupan ketika kita tidak dapat menguasainya.

Berkenalan dengan diri sendiri bukan hanya sekadar mengetahui data tentang siapa nama kita, kapan kita lahir, atau jenis kelamin kita. Jauh dari itu, sebenarnya mengenal diri sendiri adalah menerima berbagai aspek yang ada didalam diri kita dan jujur tentang semua yang dikatakan kepada diri kita sendiri.

Hal yang mudah bukan?

Tentu saja tidak.

Banyak sekali orang termasuk saya yang masih saja merasakan ketidak-percayaan terhadap diri sendiri maupun mengetahui kapabilitas dirinya. Entah karena malu, bingung, ataupun takut untuk mencoba. Seharusnya hal ini bukanlah untuk ajang coba-coba karena bisa jadi bukannya menemukan kapabilitasnya, namun malah menjadi suatu hal yang nekat.

Padahal dalam mengenal diri sendiri adalah sumber untuk mencapai kebahagiaan maupun tujuan dalam hidup ini. Dengan mengenal diri sendiri kita tahu setiap hal yang kita lakukan, mengapa kita melakukannya, hingga mengurangi rasa ketidak-puasan dan tidak lagi merasa kalah dengan orang lain. Saya percaya setiap orang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri dan tidak bisa dibandingkan dengan orang lain dalam mencapai kesuksesannya.

Semisal, dalam kemampuan kita sama-sama bisa menulis dan membaca. Apalagi hanya sekadar membuat artikel di blogger. Namun, cara dalam menyampaikan tulisan dan pikiran kita tentu saja berbeda.

Dengan menerima dan mengetahui potensi yang ada di dalam diri kita, kita akan tahu cara untuk meningkatkan kualitas yang bisa memaksimalkan nilai kita. Seperti contoh tadi semisalnya saya akan terus menggali bagaimana cara berpikir saya dalam menciptakan sebuah tulisan. Sehingga dalam sebuah karya kita mempunyai nilai masing-masing dan tidak bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan orang lain yang ada.

Maka dari itu, dengan semakin terus-menerus kita menerima setiap perkataan yang berkenaan dengan diri kita dan mengembangkan potensi yang kita miliki. Maka kita akan lebih menerima kenyataan dalam hidup ini bahwa memang kemampuan kita seperti ini. Sehingga ketika kita lebih mengenal diri kita, maka kita akan dapat mengukur suatu aktivitas yang akan dilakukan tanpa harus merasakan kekecewaan yang besar. Atau juga bisa menghilangkan sifat insecure yang ada didalam diri kita masing-masing.

Oh ya! Pembahasan kali ini juga berbeda dengan hal yang kamu sukai dengan kemampuan yang kamu miliki. Kata kuncinya adalah menerima terlebih dahulu kemampuan yang kamu miliki, baru mencari hal apa yang kamu sukai. Jika keduanya merupakan suatu aktivitas yang sama, maka hal tersebut merupakan passion dalam hidup kamu. Dengan metode sederhana ini sebenarnya dapat menjawab tujuan hidup kita.

Kemudian hal yang harus diingat adalah, bahwa berkenalan diri sendiri bukanlah suatu hal yang absolut. Berkenalan dengan diri kita sendiri bukanlah berkenalan dengan diri yang sudah ada sejak lahir. Dengan zaman, teknologi, dan bidang pekerjaan yang terus berkembang kita akan selalu menemukan hal baru yang lebih cocok terhadap diri kita.

Mari kita mulai berkenalan dengan diri kita sendiri dan menciptakan tujuan dalam setiap hal yang ingin kita lakukan. Sehingga kita bisa mendapatkan solusi dalam setiap permasalahan yang ada dan dapat berkompromi terhadap diri sendiri tentunya dengan tidak lagi coba-coba.

Sekian,

Terima kasih 




Kamis, 08 Oktober 2020

Cipta Cerita #3 - Sebuah Cerita dari Jawa Timur


Minggu, 6 September 2020

Untuk pertama kalinya saya menetap di Jawa Timur tepatnya Ponorogo, karena biasanya saya hanya melewatinya saja namun tidak pernah merasakan indahnya daerah Jawa Timur.

Sejak lahir saya tidak pernah memiliki asal daerah di pedesaan maupun perkampungan. Saya lahir di Depok, begitu juga kedua orang tua saya yang berasal dari Depok (dulunya Kabupaten Bogor). Ketika hari besar seperti lebaran atau bulan puasa saya tidak pernah merasakan yang namanya mudik. Namun, pada hari ini mengharuskan saya kesana dan tinggal selama dua hari di Jawa Timur.

Pertama kali melihat aslinya daerah ini saya langsung jatuh cinta terhadap ramahnya masyarakat jawa yang mungkin sudah terkenal dimana-mana. Kali ini saya merasakan langsung betapa nyamannya daerah ini. Kebetulan disana ada teman kuliah saya yang juga sedang pulang ke rumahnya dikarenakan pandemi ini.

Ria namanya, saya bermain ke rumahnya dan lebih mengenal banyak pedesaan. Nama desanya Gundik, yang berarti "wanita simpanan" dalam bahasa jawa. Konon katanya nama itu berasal dari sejarah terdahulu pada saat kerajaan-kerajaan di Indonesia masih menguasai. Desanya sangat asri dan membuat saya ingin segera meraih cita-cita saya sebagai petani karena disana sebagian besar adalah perkebunan.

Ponorogo mengajarkan saya betapa asrinya kebudayaan Reog dan Pencak Silat yang masih sangat kental disana. Namun sepertinya teman saya yang satu ini sudah sangat bosan menemani saya mengenali daerahnya karena ia sudah sejak lahir disana, hehe. Saya selalu ingin menjadi petani karena menurut saya dengan hidup berkecukupan dan mengelola alam serta keramahan masyarakat bagi saya tidak akan ternilai betapa bahagianya. Namun sepertinya Ria berkebalikan dengan saya wkwk. Ia sangat aktif dibidang teknologi dalam kampus maupun organisasi. Saya justru sangat ingin mendalami tentang Agriculture.

Mungkin dia sudah mengenal banyak tentang pertanian dan tahu baik-buruknya. Berbanding terbalik dengan saya yang sejak kecil sudah bermain dengan teknologi sehingga merasakan jenuh dan ingin berganti bidang saja.

Entah apapun yang terjadi kelak nanti dengan pekerjaan dan kehidupan saya, semoga kita semua bisa diberikan kebahagiaan dalam hidup ini.

Ohya! kebetulan saat ini Ria sedang berulang tahun. Semoga terus menjadi dirinya dan bisa mencintai daerah aslinya.

Sekian,

Terima kasih










Sabtu, 29 Agustus 2020

Cipta Cerita #2 - Gaya hidup yang tak sesuai

Untuk pertama kalinya saya merasakan bahwa saya seorang diri dengan ekonomi rendah. 

Setelah sekian lama tidak main ke mall atau pusat belanja di daerah rumah saya, akhirnya hari ini saya kesana lagi bersama dengan sahabat lama saya. Bukan hal yang baru memang kalau bermain ke mall. Namun sepertinya kali ini sangat berbeda sekali dengan apa yang ada didalam pikiran dan logika saya. Saya merasa bahwa gaya kehidupan yang ada di mall tersebut sangatlah tinggi bagi saya.

Saya selalu berpikir bahwa saya tidak pantas untuk berada disana. Entah karena umur saya yang sudah menginjak kepala dua atau saya yang masih mengandalkan perekonomian orang tua. Yang jelas, saya tidak memiliki pendapatan (income) sama sekali dan saya tidak akan pernah lagi bangga memakai uang orang tua.

Sejak dahulu saya sadar bahwa saya selalu memaksakan keinginan-keinginan saya untuk memiliki suatu barang atau membelinya. Saya sadar bahwa semua pembelian tersebut pada akhirnya adalah nafsu dan selera saya yang sebenarnya bisa dicukupkan dengan barang yang lebih sederhana.

Padahal kalau ditanya tentang manajemen uang, saya dengan tegas selalu menjawab bahwa saya membedakan mana yang konsumtif dan produktif. Saya selalu bilang bahwa saya mengutamakan produktif walaupun harganya tinggi.

Sekarang saya ditampar dengan kenyataan bahwa saya tidak pantas memiliki atau membeli sesuatu hanya karena keinginan saya dengan harga yang tinggi. Jelas bahwa saya tidak memiliki pekerjaan tetap sama sekali yang bisa menghasilkan uang. Saya hanya seorang yang mengandalkan keuangan orang tua untuk membeli suatu barang. Malu rasanya jika terus-terusan seperti ini.

Sebelumnya, saya tidak ada permasalahan dengan orang-orang yang memang bergaya hidup demikian karena memang perekonomiannya mencukupi dan sudah bekerja. Saya hanya ingin meresahkan apa yang ada didalam benak saya bahwa saya tidak pantas dengan itu semua. Lucunya, saya sadar bahwa sejak dahulu saya selalu mengabaikan kebutuhan-kebutuhan pribadi saya seperti untuk makan, vitamin, dan keseharian. Dikarenakan saya selalu mengutamakan keinginan-keinginan saya, seperti contoh misalnya saya sangat menginginkan sekali sepatu dan pakaian. Namun saya selalu merendahkan uang untuk membeli makan dan kebutuhan lainnya.

Saya sadar bahwa sebenarnya yang saya cari adalah suatu kebahagiaan. Nyatanya sekarang yang saya coba ketika saya mengutamakan kebutuhan-kebutuhan utama saya seperti untuk membeli makan saya menjadi loyal dan tidak mencari yang rendah karena memang dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan utama akan lebih membahagiakan saya sendiri. Saya lebih senang mengisi waktu untuk makan dan ngobrol atau nongkrong dibandingkan dengan kebanggaan terhadap memiliki suatu barang.

Entahlah, mungkin itu sebabnya sebuah seni dapat dihargai dengan mahal sekali seperti lukisan yang sampai milyaran harganya. Karena memang selera setiap orang dan keinginan yang tidak pernah dapat kita duga sebelumnya. Saya mencoba untuk realistis dengan apa yang saya tuju. Mungkin investasi menjadikan seseorang untuk lebih produktif terhadap manajemen keuangan. Namun bagaimana kondisi dan kebutuhan pada saat itu juga.

Rasanya saya harus terus mencari dan memikirkan bagaimana mencari income dikemudian hari sebelum saya memiliki tanggungan-tanggungan yang harus dibayarkan. Saya hanya tidak ingin menjadi manusia yang buta akan keinginan dan kebanggaan. Karena memang begitu yang saya lihat dalam mata saya terhadap gaya hidup orang lain yang sama dengan saya perekonomiannya.


21.47 WIB
29/08/2020

Rabu, 26 Agustus 2020

Cipta Cerita #1 - Kehidupan adalah permasalahan

Kehidupan ini adalah permasalahan bagi kita semua.
Layaknya sebuah permainan, hidup ini harus dimainkan dengan baik agar bisa mencapai kebahagiaan.

Saya merasa kebahagiaan yang kita rasakan setiap waktu merupakan kebahagiaan yang fana. Hidup yang kita jalani sekarang ini merupakan sekumpulan dari permasalahan-permasalahan yang ada didepan mata kita dan harus dilewati sampai dengan kita tidak lagi hidup didunia ini. Mungkin kita merasakan kebahagiaan pada saat kita berhasil melewati suatu permasalahan dengan baik tanpa membuat masalah baru. Tapi nyatanya di depan kita sudah menunggu permasalahan-permasalahan dalam hidup kita yang harus dihadapi lagi.

Bohong rasanya jika kita mengatakan bahwa kebahagiaan adalah waktu dimana kita tidak akan mempunyai permasalahan. Tidak mengenal status sosial ataupun penampilan, masalah akan datang pada siapapun. 

Sebenarnya permasalahan-permasalahan itu datang dari dalam diri kita sendiri, itu yang baru saya sadari sekarang untuk menuliskan serial cipta cerita yang pertama ini. Saya menuntut kepada diri saya untuk mencapai sesuatu dan mungkin juga kalian yang sedang membaca. Entah untuk kebanggaan ataupun parameter kesuksesan bagi kalian, saya merasa semua ini pada akhirnya hanyalah sia-sia.

Bukan bermaksud untuk pesimis terhadap sebuah harapan yang ingin dituju. Namun, memangnya seberapa pentingkah tujuan dan harapan tersebut dalam kehidupan ini?

Saya juga merasakan bahwa sepertinya saya harus bermain dalam permainan kehidupan ini dengan baik. Baik bukan berarti benar menurut saya, tapi baik terhadap orang yang ikut didalam permainan kehidupan. Saya rasa kehidupan yang dewasa dan tidak menjadi toxic terhadap sesuatu apapun adalah kehidupan yang baik. Mungkin saya akan memperbaharui atau lebih tepatnya memperbaiki image pada diri saya sehingga bisa lebih diterima lagi kepada orang-orang terutama sekitar.

Entahlah, ini hanya keresahan saya saja yang ada didalam pikiran. Semoga semua keresahan ini bisa menjadi pelajaran untuk saya dan menjawab apa yang semua telah saya pikirkan.


21.51 WIB
26/08/2020

Selasa, 25 Agustus 2020

Cipta Cerita - Introduce

Halo sahabat logika,

Kali ini saya akan memperkenalkan serial terbaru dalam tulisan saya yang bernama Cipta Cerita. Dalam serial cipta cerita ini akan menggambarkan tulisan pribadi tentang suatu hal yang akan menjadi kenangan dalam hidup saya. Suatu waktu mungkin akan ada masa dimana saya merasakan pilihan hidup atau dilema dalam kehidupan yang akan menjadi kenangan kelak di kemudian hari

Entah ada yang membaca atau tidak, saya hanya ingin melampiaskan apa yang saya pikirkan dan semoga saya bisa melihat kenangan dari pikiran saya tersebut yang akan menjadi sebuah cerita.

Selamat membaca!

Minggu, 19 Juli 2020

Besok

Benar kata orang
Hidup ini memang tak semudah membalikkan telapak tangan
Terkadang kita selalu dibutakan dengan angan-angan
Berharap pada suatu kebahagiaan
Yang tak mungkin bisa dijadikan pijakan
Sebenarnya hidup ini sederhana
Sesederhana orang lain berkomentar tentang hidup kita
Kita semua adalah pemeran antagonis pada cerita orang lain
Albert Einstein pernah berkata
Jangan terlalu ambil pusing dengan omongan orang
Terkadang mereka mempunyai mulut
Tapi tidak punya otak
Siapapun berhak memberikan masukan, komentar, dan berbicara apapun tentang kita
Tapi kita berhak untuk menerima dan tidak menerima

Bertumbuhlah…
Kalau tidak suka, jangan dilihat
Kalau tidak tahu, jangan bicara
Kalau tidak peduli, jangan menghakimi
Kalau tidak bisa memiliki, jangan membenci
Percaya kata hati
Bukan kata orang
Lakukan apa yang menurutmu benar bukan menurut orang lain benar
Jangan biarkan masa lalu mengontrol masa depan
Masa lalu biarlah berlalu
Bukan begitu?
Kita beranggapan bahwa untuk bahagia dan merasa lengkap
Kita harus memiliki hubungan dengan orang lain
Seharusnya bukan karena kita ingin bahagia
Tetapi karena kita ingin berbagi kebahagiaan kepada orang yang benar-benar mencintai
Berjuanglah bersama orang-orang yang mau berjuang

Bukan yang mau diperjuangkan
Hidup ini terlalu singkat untuk memahami
Tapi terlalu lambat untuk menghargai
Alam ini akan selalu mencukupi kebutuhan semua manusia
Namun tidak untuk memenuhi satu keserakahan manusia
Kapal yang bagus adalah kapal yang berada pada setiap pelabuhan
Namun bukan untuk itu tujuan diciptakannya sebuah kapal
Akan selalu ada permasalahan yang akan menghadapi kita
Kita hanya perlu mempersiapkannya
Percayalah
Matahari tidak akan batal terbit hanya karena kamu enggan menghadapi hari esok

--

Referensi
o Abdi Suardin
o PMPA Astacala

Rabu, 13 Mei 2020

Cinta



Cinta, satu kata berjuta makna yang pastinya dirasakan oleh setiap insan. Walaupun dirasakan oleh semua makhluk hidup, tapi nyatanya cinta pada setiap orang berbeda-beda dalam merasakannya. Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam memperlakukan orang yang dicintai dan disayanginya. Yang pasti, cinta itu nyata adanya.

Berbicara tentang cinta, merupakan suatu hal yang wajar untuk dialami karena rasa sayang dan cinta merupakan kebutuhan manusia. Namun sejak disekolah kita tidak pernah diajarkan bagaimana cara menghadapi perasaan itu yang padahal mengelilingi fikiran kita dan mempengaruhi setiap tindakan kita ketika sedang merasakannya. Siap ataupun belum siap, cinta bisa datang secara tiba-tiba.

Maka dari itu, pada topik kali ini saya ingin membahas tentang pandangan saya terhadap cinta. Dikarenakan walaupun bermain dengan perasaan, kita harus dapat menyadarinya agar lebih tepat dalam mengambil tindakan pada diri kita. Saya pernah mendengar kutipan dari Lex dePraxis: 

“Melogikakan hubungan cinta, tidak akan mengurangi esensi dari cinta itu sendiri.”

Walaupun sebuah perasaan cinta yang tidak bisa ditebak, namun dengan melogikakan perasaan tersebut maka kita tidak akan mengurangi rasa daripada cintanya itu sendiri. Jadi dengan menggunakan logika, saya rasa merupakan hal yang penting untuk mengatur diri kita agar tidak salah dalam mengambil setiap tindakan maupun masa depan.

Sebenarnya definisi cinta menurut saya itu sangat sederhana, yaitu rasa sayang yang dirasakan oleh kedua insan untuk saling bahagia. Tapi terkadang, cinta itu sering sekali dirumitkan dengan rasa kecemburuan, menguasai, dan keterikatan emosi.

Misal, saya pernah tersadar ketika saya mengidam-idamkan seseorang. Dan saya mempertahankan rasa suka saya sampai waktu yang lama dan menjaganya. Namun pada suatu waktu, orang tersebut berpaling pada orang lain. Dan saya menganggap diri saya sudah setia terhadap orang yang saya idamkan tersebut.

Saya tersadar bahwa perasaan cinta saya itu bukanlah sebuah kesetiaan, namun terobsesi. Mungkin rasa suka yang kita alami terhadap seseorang merupakan bayangan dalam fikiran saja yang selalu mengidealkan orang tersebut untuk menjadi pasangan kita kelak tanpa memikirkan hal-hal lain yang akan terjadi sebenarnya. Istilah cinta itu buta mungkin berlaku karena harapan kita yang sudah terpaku pada sosok ideal tersebut.

Menyukai seseorang memang bukan suatu kesalahan, namun bagaimana kita menyikapi perasaan suka itulah yang terkadang membuatnya menjadi salah. Saya tersadar, dari penduduk dunia yang berjumlah sekitar 7 miliar orang ini. 6,99 miliarnya juga tidak mengharapkan sosok yang kita idam-idamkan. Kita hanya fokus pada satu orang tersebut sampai lupa pada hal lain yang lebih penting.

Saya merasa mungkin memang belum waktunya untuk berpasangan karena masih ada hal panjang yang harus saya jalani untuk kehidupan diri sendiri. Namun, dengan pasangan terkadang kita menjadi jauh lebih semangat untuk menjalani kehidupan dan selalu ada drama didalamnya.

Seperti apa yang pernah dikutip oleh Pramoedya Ananta Toer:

“Cinta itu indah, begitu juga kebinasaan yang membututinya. Orang harus berani, menanggung akibatnya.”

Terkadang saya juga selalu terfikirkan untuk berpasangan ketika saya menyukai seseorang. Dan saya pernah menuliskan pada buku catatan pribadi saya tentang “Kenapa saya harus berpacaran?” lalu membaginya kedalam dua sisi positif dan negatifnya ketika saya berpacaran.



Setelah menulisnya, perasaan saya menjadi lebih jelas dan saya memilih sisi kanan untuk tidak berpacaran. 😆

Berikut ini juga ada teori oleh Robert J. Sternberg tentang “The Triangular Theory of Love” tapi bukan tentang cinta segitiga 😅, melainkan tiga komponen dalam cinta:
  1. Lust (hawa nafsu)
  2. Intimacy (keintiman)
  3. Commitment (komitmen)

Kalau kamu hanya memiliki satu komponen, yaitu hawa nafsu. Artinya kamu “Infatuasi” atau dalam hubungan berpasanganmu hanya sekadar nafsu belaka tanpa memikirkan komitmen dan keintiman.

Kalau kamu hanya memiliki satu komponen, yaitu keintiman. Artinya kamu Cuma naksir/suka sama orang tersebut karena dekat.

Kalau kamu hanya memiliki satu komponen, yaitu komitmen. Artinya cinta tersebut hanya kosong belaka. Biasanya karena perjodohan.

Kalau kamu mempunyai dua komponen, yaitu nafsu dan keintiman. Ini namanya cinta romantis. Biasanya seperti orang pacaran yang belum tentu punya komitmen/keterikatan yang legal dari badan hukum.

Kalau kamu mempunyai dua komponen, yaitu nafsu dan komitmen. Ini namanya cinta buta. Biasanya cinta yang didasari dengan ketertarikan fisik dan komitmen yang dilandasi dengan hasrat menggebu tanpa keterikatan emosional.

Kalau kamu mempunyai dua komponen, yaitu keintiman dan komitmen. Selamat, Anda terkena friendzone a.k.a cinta pertemanan. Ini biasanya kalau misalkan pasangannya udah tua dan ingin saling berbagi kasih sayang tanpa hasrat yang memadai.

Dan yang terakhir ketika kamu mempunyai ketiga komponen tersebut, yaitu nafsu, keintiman, dan komitmen. Selamat, cintamu sudah sempurna. Tinggal pertahankan dengan komunikasi yang asertif, saling memaafkan, berbagi, dan memahami satu sama lain.

Itu adalah teori of love dari Robert J. Sternberg.

Karena cinta setiap orang yang dirasakan berbeda. Tidak sedikit juga saya menemukan bahwa banyak orang untuk takut dalam jatuh cinta dikarenakan tidak yakin untuk bisa menemukan seseorang yang sayang seperti orang tuanya.

Mungkin sampai sini dulu aja pandangan saya mengenai “cinta” ini. Bagaimanapun perasaan yang dihadapi, jangan lupa untuk tersadar dengan kehidupan saat ini dan tidak mengambil keputusan saat sedang dibutakan.

Kalau kamu memiliki pandangan lain tentang cinta, bisa ditulis didalam kolom komentar. Atau juga saran topik bahasan lanjut yang ingin dibaca.

Terima kasih, jangan lupa bahagia! 😊 karena kebahagiaan cinta tidak ada jaminan untuk selamanya 😝

Selasa, 21 April 2020

Tujuan hidup



Pada topik kali ini saya akan membahas hal yang sebenarnya sering sekali saya tanyakan pada orang terdekat saya yang saya ajak mengobrol. Ya… walaupun saya juga jarang mengobrol serius kepada orang-orang. Mungkin fikiran ini datang ketika kita khususnya saya sedang merasa hidup ini tidak menarik dan bingung harus ngapaian. Semakin lama semakin merasa bahwa hanya buang-buang waktu aja di dunia ini.

Jadi, apasih sebenarnya tujuan hidup itu? Apa kita semua harus memilikinya? Apa semua orang mempunya tujuan yang sama? Lalu apa tujuan hidupmu?

Berbicara tentang tujuan hidup, tentunya ini merupakan sesuatu yang sangat luas sekali. Banyak orang yang saya temui untuk menanyakan tujuan hidup mereka, mulai dari yang sangat sulit jawabannya tentang keinginan yang dicapai selama hidupnya nanti secara rinci bahkan perhari ada targetnya, hingga yang sangat simple sekali dengan hanya "untuk mati". Kalau berbicara yang secara religius, tentu saja kehidupan ini untuk mengabdi kepada Tuhan.

Ini mungkin yang menarik, kalau memang kita berfikiran bahwa makna tujuan kehidupan itu bisa sangat bermacam-macam yang pastinya setiap orang berbeda. Bagaimana caranya kita bisa tahu bahwa kita sudah punya tujuan hidup yang tepat bagi kita atau masih merasa bingung harus menentukan apa.

Satu hal yang saya temui dan percaya dalam menentukan tujuan hidup itu adalah "Tujuan hidup itu dibentuk, bukan ditemukan." Maksudnya adalah, tujuan hidup itu bukan seperti barang yang hilang. Yang ketika kita sudah menemukannya, permasalahan dalam tujuan hidup selesai dan bisa mempertahankannya sepanjang waktu. Tidak seperti itu, buktinya tetap banyak orang yang bosan sama pekerjaan mereka yang padahal dahulu mereka bilang adalah pekerjaan impian mereka. Nah, karena inilah tujuan hidup yang butuh dibentuk, dan pembentukannya itu tidak sebentar.

Mari coba saya kemukakan kembali, saya ambil contoh semisalnya ketika seseorang dalam hidupnya pertama kali melihat burung terbang. Apakah keesokan harinya ia bisa langsung terfikirkan untuk langsung menciptakan sebuah pesawat terbang? Tentu saja tidak. Semua itu dibutuhkan yang namanya “ketertarikan” terlebih dahulu. 

Dimulai dari ia tertarik akan bagaimana caranya burung bisa melawan gaya gravitasi bumi. Lalu ia mendalami sampai menemukan bahwa dengan sayap dan badannya sehingga burung dapat mengatur cara terbang mereka. Sampai suatu ketika seseorang itu sudah mendalaminya hingga menemukan cara untuk melawan gravitasi. Sampai ia terfikirkan untuk membuat transportasi udara yang bisa mengantarkan banyak manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dan itulah yang menjadikan tujuan hidupnya untuk menciptakan pesawat terbang.

Beda ceritanya ketika saat ia sedang sangat tertariknya dalam dunia yang melawan gravitasi, akan tetapi pada saat mendalaminya, ia merasa tidak bisa dan tidak cocok pada dunia itu. Sehingga ia mencari ketertarikan lain, dan pada ketertarikan lain itu juga ditengah jalan akan merasakan yang sama. Hingga akan terus berpindah dunia sampai tidak ada habisnya. Sehingga ia tidak menemukan yang namanya tujuan dalam hidupnya.

Itu adalah gambaran yang pertama bahwa tujuan hidup itu dibentuk, bukan ditemukan. Selanjutnya yang kedua adalah tujuan hidup itu bukan sesuatu yang “seharusnya kita lakukan” akan tetapi adalah “apa yang bisa kita lakukan”.

Seperti contoh, memang siapa yang menyuruh kamu menjadi sesuatu? Kenapa sih kamu harus jadi dokter? Kenapa kamu harus mempunyai usaha sendiri? Kenapa kamu harus menjadi yang terbaik? Karena itu tuntutan orang tua? Atau karena pass SMA kamu sudah terlanjut masuk IPA? Apa karena memang sesuai dengan jurusan kuliah-mu saat ini?

Maksudnya adalah, ketika kita berfikiran harus selalu dituntut untuk menjadi sesuatu dan berfikiran dengan menjadi sesuatu itu kita akan baik-baik saja. Faktanya adalah, walaupun kamu tidak menjadi sesuatu yang seharusnya kamu capai, kamu akan tetap baik-baik saja. Apakah dengan kamu tidak menjadi sesuatu tersebut maka kamu akan kehilangan teman-temanmu? Kalau kamu takut begitu, maka yang bermasalah adalah temanmu sendiri. Kita yang selalu berfikiran untuk selalu mencapai sesuatu yang harus kita raih, sampai lupa pada diri kita sendiri bahwa saat ini kita bisa saja mempunyai jalan yang lebih baik dari apa yang bisa kita lakukan sehingga menjadi tujuan dalam hidup kita.

Mungkin saat ini apapun yang saya lakukan adalah untuk kebahagiaan. Saya juga sering mengajak teman-teman dekat saya untuk jalan berkeliling kota menggunakan kendaraan tanpa punya tujuan suatu tempat. Saya selalu bersyukur bisa bebas melakukan apapun yang saya senangi tanpa adanya tuntutan dari orang lain. Entah sebenarnya ada atau tidak, tetapi saya tidak mau ada tuntutan itu dan selalu membuat jalan hidup saya sendiri.

Itu semua adalah coretan kecil dari saya tentang pandangan saya terhadap topik tujuan hidup pada kali ini. Kalau teman-teman ada pandangan lain, boleh disampaikan kepada saya atau lebih bagusnya membuat blogger juga biar saya ada temannya hahaha. Terima kasih sudah membaca sampai habis. Jangan lupa untuk selalu bahagia! 😊

Jumat, 10 April 2020

Permasalahan



“Masalah”, merupakan satu kata yang sangat berpengaruh dalam hidup ini. Berdasarkan definisi di KBBI V, masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan.

Tentunya semua manusia memiliki permasalahan sejak manusia pertama diciptakan pula. Pada artikel kali ini saya ingin berbagi pandangan saya terhadap permasalahan dalam hidup ini. Hmm… berat yah.

Satu hal yang sebenarnya tidak ada dalam kamus hidup saya sendiri adalah masalah. Sebenarnya masalah itu bagi saya tidak ada parameternya suatu hal dapat dikatakan sebagai sebuah masalah atau bukan. Kita sadar ketika kita ada masalah adalah ketika menganggapnya itu adalah suatu permasalahan. Maksudnya adalah, tiap orang pasti punya tolak-ukur suatu permasalahan itu ada atau tidak, juga besar atau kecil.

Saya sendiri bermindset bahwa tidak ada yang namanya permasalahan dalam hidup saya. Ya… walaupun orang menganggapnya itu sebuah masalah, namun dalam fikiran saya, saya tidak pernah menganggap permasalahan itu ada. Saya yakin, semua kejadian baik yang akan menjadi masalah ataupun sudah menjadi masalah pasti ada solusinya yang dapat kita selesaikan. Ini hanya sementara, bukan? Hehehe 😅

Permasalahan juga sangat berkaitan dengan mood dan emosi dari orang tersebut. Ini juga yang selalu menarik dalam hidup saya untuk mengaturnya. Entah menutupi atau menghiraukan, dalam diri saya selalu saya terapkan untuk merasakan kebahagiaan dan canda tawa dalam setiap waktu dan kepada siapapun. Mungkin ini juga yang membuat banyak orang yang saya kenal menganggap saya bercanda dan tidak pernah serius dalam suatu hal :D Tapi sebenarnya itu merupakan cara saya untuk terus berfikiran positif dalam setiap waktu.

Saya sadar, kekecewaan dan sedih yang datang merupakan ketidak selarasan dengan harapan yang ada didalam hati. Sejujurnya saya ini memang seorang yang bisa dikatakan perfeksionis dalam suatu hal yang sedang saya perjuangkan. Ketika saya sedang memperjuangkan suatu hal, kebiasaan buruk ataupun baik yang saya sadari ketika melakukannya adalah, saya akan hanya fokus pada hal tersebut dan melupakan hal lain. Paling sering yang saya rasakan adalah ketika mengikuti suatu ajang perlombaan.

Mungkin ini terbentuk memang sudah sejak saya kecil. Saya terbiasa untuk diam dan tidak mengatakan apapun ketika sedang mengalami suatu permasalahan pada saat kecil. Saya terbiasa menyelesaikannya sendiri dan tidak pernah bercerita kepada orang dekat maupun keluarga. Mungkin itu suatu hal yang baik, namun juga menjadi suatu hal yang buruk. Saya merasakan karena sejak saat kecil saya terbiasa melakukannya sendiri dan mencari solusinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang saya takutkan adalah sifat egois saya menjadi naik. Itu juga yang membuat saya sangat menghindari sifat keegoisan saya naik dan mencoba menerima dari sudut pandang orang lain untuk terus open minded. 

“Sharing is caring” bukan? Hehe. Mungkin melalui media blogger ini juga yang saya coba untuk melatih diri saya untuk terus berbagi dan menerima segala bentuk perkataan maupun fikiran dari orang lain.

Ohya! Yang menarik bagi saya juga adalah saya memang suka olahraga lari. Akan tetapi saya tidak pernah menyetujui bahwa alasan saya lari adalah untuk sehat. Bagi saya, lari merupakan suatu pelampiasan amarah untuk melawan diri saya sendiri. 
Salah satu foto saya ketika sedang berlari hehe

Ketika saya sedang tidak mood ataupun emosi terhadap sesuatu yang belum bisa saya terima. Saya selalu melampiaskannya dengan berlari semaksimal mungkin. Terkadang dengan jarak yang sejauh mungkin, atau juga dengan kecepatan yang secepat mungkin yang bisa saya kejar untuk melawan batasan saya sendiri. 

Marah bagi saya merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang ketika tidak mempunyai cara lain untuk melampiaskan emosi dalam dirinya sendiri. Itu juga yang saya coba sadari bahwa saya tidak boleh marah ketika sedang emosi. Bukan berarti marah itu tidak baik, yang saya takutkan hanyalah merugikan orang lain. Maka dari itu saya lebih senang untuk berlari saja hingga maksimal dan lelah sehingga tidak merugikan siapapun dalam emosi yang saya sedang lampiaskan ini. Setelah itu saya kelelahan, istirahat, mandi, tidur dan memulai hari yang baru dengan emosi yang sudah direstart sebelumnya :D

Teruntuk teman-teman yang sedang membaca tulisan ini, bagaimana kalau cara kamu dalam menghadapi masalah? Atau pandangan kamu sendiri terhadap masalah itu? Yukk tulis dikolom komentar atau tulis diblog kalian sendiri dan lampirkan linknya dikolom komentar! 😊

Sampai jumpa ditopik selanjutnya ^_^

Minggu, 05 April 2020

Kenalan yuk!

Hallo! Sebelumnya perkenalkan saya Achmad Adam Azzuri, biasa dipanggil Adam. Mungkin disini saya akan menggunakan bahasa yang tidak seperti biasa saya tampilkan pada sehari-hari yang biasanya menggunakan "Lo-Gua" atau bercandaan lainnya yang menurut saya memang itu image dalam diri saya yang dinilai orang :D 

Pada blog celoteh-adam ini saya ingin berbagi cerita dan tulisan yang terbenak dalam fikiran saya. Mungkin karena musim pandemi Covid-19 atau corona ini yang membuat saya bosan untuk #dirumahaja. Ohya, bagi yang belum kenal secara langsung, menurut saya, saya adalah orang yang tidak bisa berdiam diri saja. Walaupun sebenarnya saya bisa bermain game dan menonton Netflix dirumah. Namun saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan libur ini hanya untuk "rebahan" hehe. (bukan pencitraan) 

Sebelumnya, saya juga pernah mempunyai website pribadi pada tahun 2018 yang sampai saat ini masih aktif: hello-adam.atwebpages.com yang sudah tidak pernah saya update namun masih saya lampirkan dalam bio instagram saya :D

Tampilan website hello-adam.atwebpages.com

Mungkin menulis blog sudah sangat ketinggalan zaman banget yah dimasa sekarang. Mungkin juga sudah zamannya berbagi foto dan video di Instagram. Itu juga mungkin yang saya lakukan dalam beberapa unggahan instagram yang berbagi kegiatan saya.

Namun saya rasa media instagram saja tidak cukup untuk melampiaskan apa yang ingin saya sampaikan. Menulis memang sudah kebiasaan saya sejak dulu. Terhitung, sudah ada 4 buku tulis pribadi yang saya habiskan untuk project dan curahan hati. Ya, saya lebih senang menulis daripada membaca buku :D

Saya teringat oleh apa yang dikatakan senior saya di PMPA Astacala:
"Hape canggih, kreatifitas tumpul."

Mungkin dari situ juga motivasi yang memutuskan saya untuk mengembangkan lagi pola fikir yang ada dalam fikiran saya untuk bersemangat menuliskannya dimedia blogger ini.

Ohya, karena judulnya "Kenalan yuk!" saya sampai lupa menjelaskan diri saya secara formal.
Saya lahir pada tanggal 20 Agustus 2000. Tinggal di Kota Depok dan pendidikan saya dimulai dari SDN Tapos 2 - SMPN 12 Depok - SMKN 1 Depok (Software Engineering) - Telkom University (S1 Sistem Informasi)

Sekarang saya sedang melanjutkan masa studi S1 saya di Telkom University dengan jurusan S1 Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri.

Saya juga biasa menjalani hari saya dengan senang berolahraga khususnya Running dan juga senang lomba web design, karya tulis ilmiah, hingga fotografi.
Berikut beberapa foto saya:
Jabar International Marathon 2019

National Economics Creative Competition 2019

Hmm... apa lagi yah...
Saya juga sangat senang berbisnis dan berdiskusi dengan orang-orang sekitar yang menurut saya berbeda pandangan. Karena dengan perbedaan pandangan tersebut yang membuat saya tertarik untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada dengan berbagai sisi kebenaran.

Mungkin hanya itu yang bisa saya tuliskan di artikel "Kenalan Yuk!" ini, banyak sekali topik yang ingin saya bahas. Namun sayang saja kalau ditopik kenalan ini saya jabarkan semuanya hehe

Disini saya membatasi ruang publik saya untuk tidak ditampilkan pada search engine google. Jadi khusus untuk kalian yang tau link blog saya saja yang dapat membukanya. Di ingat yah namanya :D
celoteh-adam.blogspot.com

Selamat datang di blog saya, selamat membaca pelampiasan fikiran saya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya! :)