Selasa, 21 April 2020

Tujuan hidup



Pada topik kali ini saya akan membahas hal yang sebenarnya sering sekali saya tanyakan pada orang terdekat saya yang saya ajak mengobrol. Ya… walaupun saya juga jarang mengobrol serius kepada orang-orang. Mungkin fikiran ini datang ketika kita khususnya saya sedang merasa hidup ini tidak menarik dan bingung harus ngapaian. Semakin lama semakin merasa bahwa hanya buang-buang waktu aja di dunia ini.

Jadi, apasih sebenarnya tujuan hidup itu? Apa kita semua harus memilikinya? Apa semua orang mempunya tujuan yang sama? Lalu apa tujuan hidupmu?

Berbicara tentang tujuan hidup, tentunya ini merupakan sesuatu yang sangat luas sekali. Banyak orang yang saya temui untuk menanyakan tujuan hidup mereka, mulai dari yang sangat sulit jawabannya tentang keinginan yang dicapai selama hidupnya nanti secara rinci bahkan perhari ada targetnya, hingga yang sangat simple sekali dengan hanya "untuk mati". Kalau berbicara yang secara religius, tentu saja kehidupan ini untuk mengabdi kepada Tuhan.

Ini mungkin yang menarik, kalau memang kita berfikiran bahwa makna tujuan kehidupan itu bisa sangat bermacam-macam yang pastinya setiap orang berbeda. Bagaimana caranya kita bisa tahu bahwa kita sudah punya tujuan hidup yang tepat bagi kita atau masih merasa bingung harus menentukan apa.

Satu hal yang saya temui dan percaya dalam menentukan tujuan hidup itu adalah "Tujuan hidup itu dibentuk, bukan ditemukan." Maksudnya adalah, tujuan hidup itu bukan seperti barang yang hilang. Yang ketika kita sudah menemukannya, permasalahan dalam tujuan hidup selesai dan bisa mempertahankannya sepanjang waktu. Tidak seperti itu, buktinya tetap banyak orang yang bosan sama pekerjaan mereka yang padahal dahulu mereka bilang adalah pekerjaan impian mereka. Nah, karena inilah tujuan hidup yang butuh dibentuk, dan pembentukannya itu tidak sebentar.

Mari coba saya kemukakan kembali, saya ambil contoh semisalnya ketika seseorang dalam hidupnya pertama kali melihat burung terbang. Apakah keesokan harinya ia bisa langsung terfikirkan untuk langsung menciptakan sebuah pesawat terbang? Tentu saja tidak. Semua itu dibutuhkan yang namanya “ketertarikan” terlebih dahulu. 

Dimulai dari ia tertarik akan bagaimana caranya burung bisa melawan gaya gravitasi bumi. Lalu ia mendalami sampai menemukan bahwa dengan sayap dan badannya sehingga burung dapat mengatur cara terbang mereka. Sampai suatu ketika seseorang itu sudah mendalaminya hingga menemukan cara untuk melawan gravitasi. Sampai ia terfikirkan untuk membuat transportasi udara yang bisa mengantarkan banyak manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dan itulah yang menjadikan tujuan hidupnya untuk menciptakan pesawat terbang.

Beda ceritanya ketika saat ia sedang sangat tertariknya dalam dunia yang melawan gravitasi, akan tetapi pada saat mendalaminya, ia merasa tidak bisa dan tidak cocok pada dunia itu. Sehingga ia mencari ketertarikan lain, dan pada ketertarikan lain itu juga ditengah jalan akan merasakan yang sama. Hingga akan terus berpindah dunia sampai tidak ada habisnya. Sehingga ia tidak menemukan yang namanya tujuan dalam hidupnya.

Itu adalah gambaran yang pertama bahwa tujuan hidup itu dibentuk, bukan ditemukan. Selanjutnya yang kedua adalah tujuan hidup itu bukan sesuatu yang “seharusnya kita lakukan” akan tetapi adalah “apa yang bisa kita lakukan”.

Seperti contoh, memang siapa yang menyuruh kamu menjadi sesuatu? Kenapa sih kamu harus jadi dokter? Kenapa kamu harus mempunyai usaha sendiri? Kenapa kamu harus menjadi yang terbaik? Karena itu tuntutan orang tua? Atau karena pass SMA kamu sudah terlanjut masuk IPA? Apa karena memang sesuai dengan jurusan kuliah-mu saat ini?

Maksudnya adalah, ketika kita berfikiran harus selalu dituntut untuk menjadi sesuatu dan berfikiran dengan menjadi sesuatu itu kita akan baik-baik saja. Faktanya adalah, walaupun kamu tidak menjadi sesuatu yang seharusnya kamu capai, kamu akan tetap baik-baik saja. Apakah dengan kamu tidak menjadi sesuatu tersebut maka kamu akan kehilangan teman-temanmu? Kalau kamu takut begitu, maka yang bermasalah adalah temanmu sendiri. Kita yang selalu berfikiran untuk selalu mencapai sesuatu yang harus kita raih, sampai lupa pada diri kita sendiri bahwa saat ini kita bisa saja mempunyai jalan yang lebih baik dari apa yang bisa kita lakukan sehingga menjadi tujuan dalam hidup kita.

Mungkin saat ini apapun yang saya lakukan adalah untuk kebahagiaan. Saya juga sering mengajak teman-teman dekat saya untuk jalan berkeliling kota menggunakan kendaraan tanpa punya tujuan suatu tempat. Saya selalu bersyukur bisa bebas melakukan apapun yang saya senangi tanpa adanya tuntutan dari orang lain. Entah sebenarnya ada atau tidak, tetapi saya tidak mau ada tuntutan itu dan selalu membuat jalan hidup saya sendiri.

Itu semua adalah coretan kecil dari saya tentang pandangan saya terhadap topik tujuan hidup pada kali ini. Kalau teman-teman ada pandangan lain, boleh disampaikan kepada saya atau lebih bagusnya membuat blogger juga biar saya ada temannya hahaha. Terima kasih sudah membaca sampai habis. Jangan lupa untuk selalu bahagia! 😊

1 komentar:

  1. Aku ngerasa semakin beranjak dewasa maka tujuan hidup bukan ditentukan dari standar society. Society selalu menganggap dengan punya titel yang bagus harus kerja di tempat yang bagus pula, lulus dari univ ternama setidaknya kerja juga di instantsi ternama pula, terus kalo ga kerja di tempat yang bagus, salah gitu? Itulah kenapa kalo selalu mengikuti standar society hidup ga bakalan ada habisnya.
    Bagiku apapun tujuan hidup kamu itu adalah jalan kamu, gimana cara kamu ngebentuknya dan gimana cara kamu menikmatinya. Dan satu hal lagi lakukan semua itu tanpa ada rasa pressure atau beban. Just enjoy your life :)

    Semangat terus nulisnya ka, semoga selalu menginspirasi :)

    BalasHapus