Selasa, 19 Juli 2022

Begitu Cepat

Saat ini begitu menyedihkan, lama aku tak merasakannya. Ada dua hal yang datang dengan begitu cepat membawa kebahagiaan dan saat ini pergi meninggalkanku. Tanpa aku sadari semua ini hanyalah sesaat.

Pertama mengenai akademikku. Lama sudah aku berada di zona nyaman akan semua proses akademikku mulai dari sekolah hingga perkuliahan. Akhirnya aku harus berjuang sendiri, lagi. Perjuangan yang sebelumnya bersama kerabat bahkan dukungan orang yang aku hormati. Sekarang mereka semua meninggalkanku. Tidak butuh kata semua untuk membuatku terdiam saat ini. Hanya satu orang saja yang diluar dugaanku akan berubah sepenuhnya terhadapku membuatku merasa sangat tersakiti. Walaupun memang aku tak pernah putus asa terhadap langkahku selanjutnya yang akan kulalui, namun dikecewakan oleh seseorang yang tak pernah diduga sangatlah menyakitkan.

Kedua mengenai hubunganku. Akhirnya aku bisa kembali merasakan mempunyai pasangan. Banyak sekali pelajaran yang aku lalui bersamanya. Bukan, topik kedua ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan topik yang pertama tadi. Tidak ada penyesalan sama sekali terhadap hubungan yang aku pernah jalani ini. Perasaan tulus untuk memberi kebahagiaan terhadap orang lain membuatku tersadar bahwa dimana ada harapan selalu diiringi dengan rasa kekecewaan. Kekecewaan akan harapan diri sendiri yang terlalu berserah dan hampir lupa bahwa semua ini tidak ada yang abadi.

Benar kata orang, sesuatu yang datang begitu cepat akan pergi dengan begitu cepat pula. Kebahagiaan sesaat yang aku alami harus dibayar langsung dengan kepergiannya juga. Rasa sakit yang datang membuatku ingin kembali mengingat diriku sendiri. Memangnya siapa diriku ini? Aku hanyalah anak kecil dari kampung halamanku yang sudah mulai mengenal dunia luar dan bisa memposisikan diriku dan kembali harus melihat kebawah bahwa aku bukanlah siapa-siapa sebelum aku keluar rumah dan harus kembali lagi ke rumahku sendiri. Hanyalah keluarga sedarahku yang memang bisa membuatku menjadi apa adanya. Aku rindu mereka.

Yang terbaik akan datang diwaktu yang tepat, bukan diwaktu yang cepat. Entah suatu saat nanti atau tidak, aku yakin semua ini adalah pelajaran yang datang kepadaku. Semua mengajarkanku akan kedewasaan dalam bersikap. Tak perlu lagi membenci atau menghindarinya. Aku hanya bisa terdiam ketika semua yang datang tidak sesuai keinginanku. Diam untuk menunggu waktu yang tepat dalam menyikapi. Tanpa perlu menghakimi, tanpa perlu membela diri sendiri. Aku harus terima kenyataan ini sendiri.

Lama sudah tidak kembali ke daerah Jawa Tengah, sudah sekitar satu tahun lebih lamanya aku akhirnya bisa kembali ke Kota Solo. Sepulangnya dari Gunung Merbabu di Boyolali kemarin aku sendirian langsung menghampiri kota yang selalu khas dengan sebutan “alon-alon asal kelakon” atau pelan-pelan tapi pasti. Sangat tenang rasanya berada dikota ini walaupun hanya sehari aku singgah di pusat kota sebelum akhirnya harus kembali ke Bandung melalui Terminal Tirtonadi. Sungguh, selalu berjalan ke setiap sudut kota dengan pandangan-pandangan baru terhadap diri sendiri merupakan meditasiku dalam menentukan setiap langkah selanjutnya yang akan aku lalui.

Bismillahirrahmanirrahim.