Sabtu, 29 Agustus 2020

Cipta Cerita #2 - Gaya hidup yang tak sesuai

Untuk pertama kalinya saya merasakan bahwa saya seorang diri dengan ekonomi rendah. 

Setelah sekian lama tidak main ke mall atau pusat belanja di daerah rumah saya, akhirnya hari ini saya kesana lagi bersama dengan sahabat lama saya. Bukan hal yang baru memang kalau bermain ke mall. Namun sepertinya kali ini sangat berbeda sekali dengan apa yang ada didalam pikiran dan logika saya. Saya merasa bahwa gaya kehidupan yang ada di mall tersebut sangatlah tinggi bagi saya.

Saya selalu berpikir bahwa saya tidak pantas untuk berada disana. Entah karena umur saya yang sudah menginjak kepala dua atau saya yang masih mengandalkan perekonomian orang tua. Yang jelas, saya tidak memiliki pendapatan (income) sama sekali dan saya tidak akan pernah lagi bangga memakai uang orang tua.

Sejak dahulu saya sadar bahwa saya selalu memaksakan keinginan-keinginan saya untuk memiliki suatu barang atau membelinya. Saya sadar bahwa semua pembelian tersebut pada akhirnya adalah nafsu dan selera saya yang sebenarnya bisa dicukupkan dengan barang yang lebih sederhana.

Padahal kalau ditanya tentang manajemen uang, saya dengan tegas selalu menjawab bahwa saya membedakan mana yang konsumtif dan produktif. Saya selalu bilang bahwa saya mengutamakan produktif walaupun harganya tinggi.

Sekarang saya ditampar dengan kenyataan bahwa saya tidak pantas memiliki atau membeli sesuatu hanya karena keinginan saya dengan harga yang tinggi. Jelas bahwa saya tidak memiliki pekerjaan tetap sama sekali yang bisa menghasilkan uang. Saya hanya seorang yang mengandalkan keuangan orang tua untuk membeli suatu barang. Malu rasanya jika terus-terusan seperti ini.

Sebelumnya, saya tidak ada permasalahan dengan orang-orang yang memang bergaya hidup demikian karena memang perekonomiannya mencukupi dan sudah bekerja. Saya hanya ingin meresahkan apa yang ada didalam benak saya bahwa saya tidak pantas dengan itu semua. Lucunya, saya sadar bahwa sejak dahulu saya selalu mengabaikan kebutuhan-kebutuhan pribadi saya seperti untuk makan, vitamin, dan keseharian. Dikarenakan saya selalu mengutamakan keinginan-keinginan saya, seperti contoh misalnya saya sangat menginginkan sekali sepatu dan pakaian. Namun saya selalu merendahkan uang untuk membeli makan dan kebutuhan lainnya.

Saya sadar bahwa sebenarnya yang saya cari adalah suatu kebahagiaan. Nyatanya sekarang yang saya coba ketika saya mengutamakan kebutuhan-kebutuhan utama saya seperti untuk membeli makan saya menjadi loyal dan tidak mencari yang rendah karena memang dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan utama akan lebih membahagiakan saya sendiri. Saya lebih senang mengisi waktu untuk makan dan ngobrol atau nongkrong dibandingkan dengan kebanggaan terhadap memiliki suatu barang.

Entahlah, mungkin itu sebabnya sebuah seni dapat dihargai dengan mahal sekali seperti lukisan yang sampai milyaran harganya. Karena memang selera setiap orang dan keinginan yang tidak pernah dapat kita duga sebelumnya. Saya mencoba untuk realistis dengan apa yang saya tuju. Mungkin investasi menjadikan seseorang untuk lebih produktif terhadap manajemen keuangan. Namun bagaimana kondisi dan kebutuhan pada saat itu juga.

Rasanya saya harus terus mencari dan memikirkan bagaimana mencari income dikemudian hari sebelum saya memiliki tanggungan-tanggungan yang harus dibayarkan. Saya hanya tidak ingin menjadi manusia yang buta akan keinginan dan kebanggaan. Karena memang begitu yang saya lihat dalam mata saya terhadap gaya hidup orang lain yang sama dengan saya perekonomiannya.


21.47 WIB
29/08/2020

Rabu, 26 Agustus 2020

Cipta Cerita #1 - Kehidupan adalah permasalahan

Kehidupan ini adalah permasalahan bagi kita semua.
Layaknya sebuah permainan, hidup ini harus dimainkan dengan baik agar bisa mencapai kebahagiaan.

Saya merasa kebahagiaan yang kita rasakan setiap waktu merupakan kebahagiaan yang fana. Hidup yang kita jalani sekarang ini merupakan sekumpulan dari permasalahan-permasalahan yang ada didepan mata kita dan harus dilewati sampai dengan kita tidak lagi hidup didunia ini. Mungkin kita merasakan kebahagiaan pada saat kita berhasil melewati suatu permasalahan dengan baik tanpa membuat masalah baru. Tapi nyatanya di depan kita sudah menunggu permasalahan-permasalahan dalam hidup kita yang harus dihadapi lagi.

Bohong rasanya jika kita mengatakan bahwa kebahagiaan adalah waktu dimana kita tidak akan mempunyai permasalahan. Tidak mengenal status sosial ataupun penampilan, masalah akan datang pada siapapun. 

Sebenarnya permasalahan-permasalahan itu datang dari dalam diri kita sendiri, itu yang baru saya sadari sekarang untuk menuliskan serial cipta cerita yang pertama ini. Saya menuntut kepada diri saya untuk mencapai sesuatu dan mungkin juga kalian yang sedang membaca. Entah untuk kebanggaan ataupun parameter kesuksesan bagi kalian, saya merasa semua ini pada akhirnya hanyalah sia-sia.

Bukan bermaksud untuk pesimis terhadap sebuah harapan yang ingin dituju. Namun, memangnya seberapa pentingkah tujuan dan harapan tersebut dalam kehidupan ini?

Saya juga merasakan bahwa sepertinya saya harus bermain dalam permainan kehidupan ini dengan baik. Baik bukan berarti benar menurut saya, tapi baik terhadap orang yang ikut didalam permainan kehidupan. Saya rasa kehidupan yang dewasa dan tidak menjadi toxic terhadap sesuatu apapun adalah kehidupan yang baik. Mungkin saya akan memperbaharui atau lebih tepatnya memperbaiki image pada diri saya sehingga bisa lebih diterima lagi kepada orang-orang terutama sekitar.

Entahlah, ini hanya keresahan saya saja yang ada didalam pikiran. Semoga semua keresahan ini bisa menjadi pelajaran untuk saya dan menjawab apa yang semua telah saya pikirkan.


21.51 WIB
26/08/2020

Selasa, 25 Agustus 2020

Cipta Cerita - Introduce

Halo sahabat logika,

Kali ini saya akan memperkenalkan serial terbaru dalam tulisan saya yang bernama Cipta Cerita. Dalam serial cipta cerita ini akan menggambarkan tulisan pribadi tentang suatu hal yang akan menjadi kenangan dalam hidup saya. Suatu waktu mungkin akan ada masa dimana saya merasakan pilihan hidup atau dilema dalam kehidupan yang akan menjadi kenangan kelak di kemudian hari

Entah ada yang membaca atau tidak, saya hanya ingin melampiaskan apa yang saya pikirkan dan semoga saya bisa melihat kenangan dari pikiran saya tersebut yang akan menjadi sebuah cerita.

Selamat membaca!