Minggu, 22 November 2020

Hening

Pernahkah kalian merasakan cepatnya waktu berlalu begitu saja ketika sedang sibuk mengerjakan sesuatu?

Saat ini aku sedang merasakan fase dimana semuanya berlalu begitu saja mengikuti peraturan-peraturan dan agenda waktu secara normal. Normal bagi kehidupan, namun bukan kehidupanku. Aku merasakan betapa bosannya keseharianku yang hanya mengerjakan tugas-tugas, pekerjaan, kebutuhan makan, mandi, dan tidur. Entah disebutnya apa mungkin kata orang “Quarter life crisis” namun aku hanya bosan dengan semua ini.

Tujuan dari kehidupan mungkin adalah bahagia, terutama bagiku. Namun aku merasa belum bisa mendefinisikan bagaimana caranya untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri. Aku selalu mengandai-andaikan kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu direncanakan dengan baik dan besar. Seperti berjalan-jalan dan menikmati momen mahal atau sulit lainnya. 

Buku Sejenak Hening

Dua minggu yang lalu aku mendapatkan buku berjudul “Sejenak Hening” yang dituliskan oleh Adjie Santosoputro. Aku mendapatkan jawaban bahwa sebenarnya kebahagiaan ada dimanapun dan kapanpun. Kebahagiaan yang selama ini aku gambarkan hanyalah harapan-harapan yang terlalu tinggi dan lama untuk dirasakan. Aku tersadar sebenarnya kebahagiaan itu sendiri ada didepan mataku. Namun seringkali aku mengabaikan tiap waktu dan momen hanya untuk kesibukan-kesibukan yang sebenarnya tidak begitu berharga dibandingkan mempedulikan perasaanku sendiri.

Akhir-akhir ini sejak aku menghapuskan akun sosial mediaku dan menetap di Bandung selama satu bulan lebih walaupun sedang kuliah online, aku merasakan begitu dalamnya pemikiran dan kerisauanku terhadap semua hal yang berjalan. Aku juga mungkin lebih menikmati tiap waktu dengan diriku sendiri.
Perbedaan yang terasa adalah pada akhir-akhir ini aku mulai meninggalkan pekerjaan yang memaksaku untuk menghabiskan waktu yang selalu aku ambisiuskan. Padahal di tembok kamarku tertuliskan bahwa “Tujuan dari mengerjakan suatu pekerjaan adalah selesai, bukan sempurna”. 

Sekarang aku kembali menikmati lagu-lagu Nirvana, John Mayer dan Michael Bublé yang sudah lama sekali tidak aku dengarkan dan yang paling menarik adalah lagu-lagu lawas dari Dian Piesesha dan Ratih Purwasih. Rasanya lagu-lagu tersebut sangat dinikmati ketika sedang meninggalkan pekerjaan dan menikmati waktu lebih tenang ditengah kesibukan yang melanda.

Selain itu, aku baru tersadar betapa nikmatnya tidur tepat waktu pada jam 10an dan bangun pada jam 4 sekaligus salat. Rasanya begitu berbeda sekali dibandingkan memaksa untuk begadang dan tidur siang. Aku merasakan ketenangan yang lebih nyaman dan bahagia.

Semenjak aku menghapuskan akun sosial mediaku juga terkadang aku mengabadikan momen di galeri handphone-ku dan mungkin akan aku bagikan pada blog ini.

Pendirian yang Tak Simetris
Anak Sekre Astacala
Belakang Sekre Astacala
Caringin Tilu yang Selalu Sendu
Danau Telkom Lagi-lagi Galau

Pasukan Barisan Alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar