Sebuah surat yang aku
titipkan pada tulisan ini kepada siapapun kalian yang bisa membaca. Kalau saja
tidak ada namanya hati dan nafsu dalam dunia ini, mungkin aku orang yang sangat
senang akan kejadian itu. Hanya karena kedua itu, kita menjadi selalu membedakan
terhadap sesama manusia, termasuk aku.
Dalam surat ini aku
mencoba tidak membedakan siapapun selama ia bisa membaca. Aku tidak ingin
ucapanku hanya untuk orang yang aku sukai, ataupun orang yang aku benci. Aku
mencoba tidak memakai hati dan nafsuku. Andai itu semua bisa terjadi, damai
pastinya dunia ini. Hanya sekilas pikiran liar-ku saja.
Aku ingin berpesan,
Mungkin… kamu
seseorang yang luar biasa.
Bagi dirimu sendiri.
Lantas, apa yang kita
cari dalam dunia ini jika agama sudah jadi tumpuan utama dalam kehidupan?
Validasi dari orang lain terhadap diri kita?
Sungguh, aku sangat
membenci hal-hal itu karena akupun melakukannya. Tidak ada mata yang buta,
mereka hanya menutup hatinya untuk jujur.
Semua orang ingin
didengar, namun tidak semua orang pandai berbicara. Jadi hargailah setiap orang
yang sudah berusaha untuk berbicara sedikitpun.
Aku tidak memotivasi
dirimu apalagi menceramahi kamu yang sedang membaca tulisan ini.
Aku sedang bercermin
melihat diriku dan menyampaikan semua hal yang aku benci terhadap kehidupanku
ini. Semoga kamu tidak tersinggung, karena tersinggung itu diterima bukan
diberikan.
Sekian,
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar