Selasa, 23 Maret 2021

Tantanganku

Hari demi hari berlalu mengulang setiap aktivitas yang dilakukan mulai dari bangun tidur, makan dan menyelesaikan tiap tugas-tugas yang akan terus ada secara berkala. Entah alasan apalagi yang ingin diraih hingga menjadi semangat untuk menjalani tiap harinya.

Aku tidak pernah merasa ada kunci rahasia untuk mencapai kesuksesan dalam hidup tentang menjalani hari. Aku pernah sangat serius menekuni aktivitas tiap menitnya dalam hariku sampai pada akhirnya aku merasakan tidak menikmati sekali masa mudaku yang seharusnya bersenang-senang. Sebaliknya, aku juga pernah sangat tidak serius dan santai menjalani hari sampai lupa waktu dan tertekan pada akhir hari dengan tugas-tugas yang menumpuk karena merasa dibodohi melewati tiap menit begitu saja.

Sampai tersadar bahwa kunci dari semua ini adalah keseimbangan. Seimbang dalam bersenang-senang, seimbang dalam kesedihan, juga seimbang dalam keseriusan. Sekarang, aku merasa bahwa banyak hal sebenarnya yang ingin aku katakan kepada orang ketika sedang berinteraksi. Namun jika pun hal yang aku katakan baik menurutku, namun tidak ingin didengar oleh lawan bicaraku. Rasanya percuma saja, niat baik yang ingin aku sampaikan hanya akan sekadar lewat begitu saja.

Aku semakin dewasa menjalani hari-hariku yang selalu mencoba menerima tiap kejadian yang aku alami. Mencoba ikhlas dengan segala hal yang menurutku sebelumnya sebuah masalah. Ketika aku melihatnya dengan kepala dingin, banyak sekali energi positif yang aku rasakan. Aku semakin menikmatinya, walaupun aku bukan jadi peran utama dalam kehidupan ini. 

Tantangan terbesar dalam tiap hariku adalah menahan egoisnya diriku sendiri dalam tiap keadaan. Aku yang selalu ingin all-out dalam bertindak, menyadarkanku bahwa pentingnya menerima sudut pandang orang lain yang totally berbeda denganku. Agree to disagree adalah hal terbesar dalam membuka pikiranku.

Sekali lagi yang selalu ingin aku sampaikan dalam tulisanku, sebenarnya hidup ini mudah jika tidak ada rasa egois dan nafsu yang selalu menghampiri manusia. Apa daya, secara dasar manusia memang diciptakan untuk menjadi pemenang bagi dirinya sendiri. Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, bahkan dalam kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar