Sabtu, 10 September 2022

Dasar! Pikiran

Empat tahun sudah dunia perkuliahan, jati diri masih gini-gini saja. Mau jadi apa sih?!

Hanya karena kumpulan dokumenter-dokumenter dari YouTube cukup untuk mengubah ambisiku untuk berharap akan lanjut studi di manajemen. Dahulu awalnya bisa berangan-angan akan mempunyai start-up sendiri dengan tim terhebat layaknya Steve Jobs dan Bill Gates. Orang tersukses dalam dunia IT dan dikolaborasikannya dengan bisnis. Selalu excited ketika menyaksikan perjalanan hidup mereka dari dunia perkuliahan, persaingan di Silicon Valley, hingga aku sendiri bisa menggunakan produknya saat ini.

Teknologi nyatanya mampu mengubah dunia dan orang didalamnya yang membuatnya. Katakan saja Mark Zuckerberg yang mampu menjadikan Facebook sebagai wadah interaksi baru pada zamannya bahkan bisaa melebihi dunia nyata yang berjalan, atau terkenal dengan sebutan dunia maya.

Aku bukanlah orang yang cakap dalam menggerakan kerabatku dengan baik. Menggerakan mereka dan dikenal dengan baik selalu aku tempuh dengan teknologi. Aku mendalami itu sejak masa sekolahku hingga kuliah. Tujuh tahun sudah berkutat didalamnya. Persaingan yang kuat dengan bibit-bibit unggul pada masa angkatan remajaku membuatku selalu berpartisipasi dalam kompetisi dan perkembangan teknologi saat ini. Ya, saat ini semua bisa kamu dapatkan dengan mudah melalui gadget mu.

Wadah interkasi yang sudah sangat cukup dan maju ini ternyata membukakan wawasanku akan hal apapun. Tidak lagi percaya dengan apa “katanya” secara lisan. Semua objek isu saat ini bisa dikulik sendiri melalui Twitter dan bahkan kamu akan dengan mudah mencari siapa yang baru saja berpapasan denganmu di Instagram tanpa harus berinteraksi secara langsung.

Dunia perkuliahan mengajarkanku dengan artinya kedewasaan dan kebebasan melalui pergaulan. Interaksi dunia nyata dan keresahan sesama umur selalu membuatku berpikir maju. Entah maju dalam hal kompetisi, ataupun dengan bobroknya hal negatif. Yang pasti aku mulai semakin sadar dengan dunia nyata saat ini yang sedang terjadi.

Dunia ini kadang unik, ambisiku yang besar dan haus akan segala hal tak selalu selaras dengan apa yang didapati. Pada nyatanya akan selalu berjalan mengalir begitu saja apa adanya. Andai saja orang sukses adalah orang yang cerdas, maka seharusnya pekerjaan dosen akan selalu menjadi dambaan dan sangat mahal. Andai juga orang sukses adalah orang-orang yang cerdik, maka seharusnya tak ada lagi koruptor-koruptor yang beritanya selalu terpapar di feeds Instagramku. Dan andai juga orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang taat. Maka seharusnya tidak ada lagi permainan nepotisme yang terjadi hingga perseteruan spiritualitas yang sama dan sselalu terjadi.

Tapi inilah duniawi, kamu bisa menjadi orang yang sukses dan dikenal dengan biasa saja. Spesial tak selalu datang kepada dia yang berambisi besar. Semua orang memiliki bidangnya masing-masing untuk sukses dengan garis start dan finish yang berbeda pula. Semua proses rasanya sama saja, karena kita hidup pada dunia yang sama. Tergantung bagaimana sudut pandang orang itu menerima.

Aku tak tahu untuk apa tulisan ini dibuat. Aku tersadar malam ini malam minggu dan aku masih menyendiri dengan buku ku. Dan tidak lama lagi aku akan menempuh bidang lingkungan. #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar