Senin, 14 Maret 2022

Nowadays

Heyyy! Sudah 11 bulan lamanya semenjak tulisan umum terakhirku terbit. Menghilang dalam pikiran dan terhanyut dengan (yang katanya) keproduktifan, akhirnya bisa kembali lagi menyelam bersama kesendirian.

Wajar, saat ini hanya dua pertemuan mata kuliah yang aku ambil di semester delapan. Semester akhir yang katanya selalu menjadi perjuangan akhir mahasiswa untuk menuntaskan kewajibannya selama kuliah. Mana peduli, aku juga berniat untuk langsung melanjutkan studi ke S2 Teknik Lingkungan terbaik dan kembali lagi berkuliah, harapku. Menjadi yang paling tua di organisasi pecinta alam (Astacala) membuatku semakin nyaman berada disini bersama adik-adik kesayanganku. Terlebih saat ini aku bertanggung jawab untuk mengatur tahapan pendidikan dan latihan mereka. Rasanya ini menjadi rumah utamaku, sekretariat.

Tiada waktu tanpa bergerak, berantakan (karena terus bergerak), selalu ada hal yang dibahas setiap saat, tak kenal siapa dirimu (pasti ada ledekan). Begitu kira-kira suasana sekretariat ini, rumah utamaku selama di Bandung. Lama sudah aku tak pulang ke rumah keluargaku di Depok, sekalinya pulang juga hanya menumpang tidur untuk melanjutkan bersilaturahmi ke sekretariat Mapala UI sejak bulan lalu. Sisanya, berkeliling kota jogja-lombok-lampung dan kota bandung. Yaa, beginilah kehidupanku sekarang. Entah bisa dikatakan sudah mendapatkan jati diri dalam bidang lingkungan atau belum karena aku yang awalnya selalu berkutat pada dunia IT sejak sekolah.

Tentang pasangan? Entahlah, sudah lama aku tak berpacaran karena mungkin terlalu lama juga berkutat dalam (yang katanya) keproduktifan ini. Bukan berarti tidak suka perempuan juga, akhir-akhir ini banyak sekali wanita yang aku kagumi. Karena mungkin hasrat untuk berpasangan yang meningkat juga membuatku mudah sekali merasakan suka. Tapi pada akhirnya selalu terbantahkan dengan logika dan menyimpulkannya menjadi “kagum”. Belajar dari yang terbenak dalam pemikiranku sendiri, aku memang tidak ingin berpasangan karena menurutku level berpasangan yang sesungguhnya adalah menikah. Bukan berpacaran yang hanya semakin membuat fokusku teralihkan. Semua sudah terjawab dengan umurku saat ini (21) yang belum siap untuk bertanggung jawab atas pasanganku kelak.

Banyak cerita dan harapan yang tertanam dalam setiap pribadi. Menyatu dalam rasa dan membaginya bersama-sama di satu wadah. Mungkin ini bukan pilihan sempurna untuk dipilih, bukan juga sebuah kesalahan yang harus disesali.

Mari kembali nikmati bersama segala proses yang terjadi dan hadapi segala keraguan yang menghalangi.

1 komentar: